JAYA ATAU HANCURNYA WAHIDIYAH, DITANGAN GENERASI MUDANYA
- PENDAHULUAN
Alhamdulillah berkat Taufiq hidayah Alloh Subhaanahu wata’ala, syafa’at tarbiyah Rosuulillah Shollalloohu ‘alaihi wasallam dan barokah nadzroh Ghoutsi Hadzazzaman Rodliyalloohu ‘anhu,
kita para pengamal Wahidiyah diberi kekeuatan lahir-bathin, diberi
kenikmatan dapat mengamalkan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran-ajaran
Wahidiyah. Sholawat Wahidiyah dan Ajaran-ajaran Wahidiyah. Sholawat
Wahidiyah dan ajaran Wahidiyah serta bimbingan-bimbingan yang diberikan
diberikan oleh hadrotul mukarrom Romo Kiyai Haji Abdul Majid Ma’ruf Rodliyallohu ‘anhu (Muallif Sholawat Wahidiyah) adalah suatu amalan yang berfaedah menjernihkan hati dalam rangka menuju wushul kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan manfaat-manfaat lain yang masih banyak sekali. (Kuliah Wahidiyah 12-2006 hal. 14)
Dengan mengamalkan Sholawat
Wahidiyah dan Ajaran-ajaran Wahidiyah diharapkan kondisi hati atau
batiniyah seseorang itu sehat, tanpa ada penyakit hati seperti riya’, takabbur, sum’ah, hasud, ananiyah, karakter-karakter bahimiyah-sabu’iyah dan lain-lain.
Penyakit-penyakit hati tersebut
berdampak kerugian besar, bukan hanya menimpa yang bersangkutan, namun
juga berdampak pada orang banyak. Seseorang yang hatinya bersih (sehat)
Insya Alloh dalam segala tindakan atau perbuatannya juga baik, bahkan
dapat membawa kebaikan pada orang lain, baik pada keluarga ataupun
masyarakat luas. Seperti pernyataan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam :
(انّ فى الجسد لمضغة اذا صلحت صلح الجسد كلّه واذا فسدت فسد الجسد كلّه الا وهي القلب ( رواه البخارى و مسل
Artinya : Sesungguhnya di dalam jasad
manusia itu ada segumpal daging. Apabila segumpal daging itu bagus maka
bagus pula seluruh jasad itu. Apabila segumpal daging itu rusak maka
akan rusak pelalah seluruh jasad itu. (H.R Bukhori dan Muslim)
Sholawat Wahidiyah dan Ajaran-ajaran Wahidiyah juga mengandung banyak hal baik menghubungkan antara manusia dengan Alloh Subhanahu wa Ta’ala,
hubungan antara manusia dengan manusia (secara individu atau dengan
masyarakat dalam seluruh dimensi kehidupan manusia). Hubungan antara
manusia dengan mahluk lain. (Kuliah Wahidiyah 12-2006 hal.171)
- Sholawat Wahidiyah Dan Ajaran-Ajaran Wahidiyah Sumber Inspirasi
Sholawat Wahidiyah dan
Ajaran-ajaran Wahidiyah (LILLAH-BILLAH, LIRROSUL-BIRROSUL,
LILGHOUTS-BILGHOUTS, YUKTI KULLA DZI HAQQIN HAQQOH-TAQDIMUL AHAM FAL
AHAM TSUMMAL ANFA’ FAL ANFA’). Bila kita gali akan mendapatkan banyak
inspirasi yang bisa membawa kemaslahatan dan kemajuan umat masyarakat jami’al ‘alamiin.
Inspirasi yang bisa kita temukan antara lain :
Kepedulian kita (manusia) terhadap permasalahan umat masyarakat, bangsa dan Negara (dalam hal bathiniyah).
Beliau Muallif Rodliyallohu ‘anhu
mendawuhkan bahwa faktor yang mendorong lahirnya Sholawat Wahidiyah dan
Ajaran-ajaran Wahidiyah adalah adanya upaya memperbaiki umat masyarakat
lewat jalan bathiniyah.
- Dalam suatu hadis disebutkan :
من رئ منكم منكرا فليغيّر بيده فان لّم يستطع فبلسنه فان لّم يستطع فبقلبه وذلك اضعف الايمان
Barangsiapa mengetahui adanya
kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak bisa, maka
rubahlah dengan tangannya, jika tidak bisa, maka rubahlah dengan
lisannya, jika tidak bisa, maka rubahlah dengan hatinya.
- Kepedulian kita (manusia) terhadap sesama manusia, baik perorangan maupun Ajaran Yukti kulla dzi haqqin haqqoh adalah suatu bimbingan yang menyangkut kehidupan manusia dengan Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Doa menyangkut hubungan antara manusia dengan manusia atau masyarakat
serta dengan makhluk yang lainnya. Hubungan kita dengan sesamam manusia
ini meliputi seluruh dimensi kehidupan manusia seperti bidang
pendidikan, ekonomi, politik, sosial, budaya, keamanan, hukum dan lain
sebagainya. Bidang-bidang tersebut apabila digali dan dikembangkan akan
melahirkan sarjana-sarjana atau ahli-ahli yang tangguh dan kredibel.
- Permohonan kita setiap mujahadah
اللّهمّ بارك فيما خلقت وهذه البلدة يا الله و فى هذه المجاهدة ياالله
Adalah suatu bimbingan yang dapat
memberikan inspirasi kepada kita untuk menggali dan mengembangkan
pemanfaatan terhadap makhluk lain sehingga barokah terus meningkat serta
membawa kemaslahatan umat. Juga bagaimana mewujudkan negara yang
berkah.
- Sholawat Wahidiyah dan Ajaran-ajaran Wahidiyah disiarkan atau
diijazahkan kepada semua orang tanpa pandang bulu, tidak pandang suku,
golongan, bangsa, tua, muda, juga anak-anak (jin dan manusia).
Bila kita cermati masalah penyiaran
Wahidiyah tersebut, maka kita perlu menguasai metodologi dakwah
(Penyiaran) dan management dakwah. Dalam Risalah Metodologi Dakwah
Kepada Suku Terasing oleh Departemen Agama hal. 4 disebutkan bahwa
seorang dai atau penyiar, sudah barang tentu tidak akan berhasil
menunaikan tugas sucinya itu dengan baik kalau tanpa dibekali dengan
sejumlah perlengkapan yang cukup. Salah satu perlengkapan yang penting
adalah ilmu pengetahuan Dai (Penyiar) mengenai siapa sebenarnya yang
diberi pesan kebenaran tersebut. Dari paparan tersebut, maka mendorong
kita untuk memepelajari segi-segi sosial budaya dari suku-suku atau
bangsa-bangsa yang akan kita siari. Dalam Al Quran Surat An-Naml ayat
125 disebutkan
ادع الى سبيل ربّك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالّتى هي أحسن
Ayat ini mengandung bimbingan mengenai
cara-cara dakwah atau penyiaran. Pelaksanaan mujahadah dengan berbagai
macam aurod dan kaifiatnya memberikan pelajaran kepada kita bahwa dalam
mengatasi permasalahan itu, masing-masing mempunyai cara pemecahannya.
- Pelaksanaan Mujahadah Usbuiyyah sampai Mujahadah Kubro adalah suatu
bimbingan yang mendidik kita untuk disiplin, melaksanakan tugas,
memberikan kesempatan kepada kita untuk ta’aruf, ta’awun dan menghimpun
potensi bathiniyah, mujahadah-mujahadah tersebut diatas merupakan
bimbingan dari Beliau Muallif Rodliyalloohu ‘anhu yang menyangkut pendidikan seumur hidup.
- Dibentuknya wadah perjuangan yang bernama PSW (Penyiar Sholawat
Wahidiyah), memberikan pelajaran kepada kita bahwa tugas-tugas besar
harus dilaksanakan secara terencana dan terarah dengan management yang
bagus.
- Dan masih banyak lagi bimbingan-bimbingan Beliau Muallif Rodliyallohu ‘anhu yang bisa kita gali dan kita kembangkan untuk kemaslahatan umat.
- Wahidiyah Jaya Di Tengah Generasi Muda
Suatu paham atau keyakinan, suatu
ajaran dalam proses kedepannya akan banyak ditentukan oleh penganutnya
atau pemeluknya. Kalau para penganutnya itu konsisten terhadap
keyakinannya, maka paham atau keyakinan itu akan terus eksis. Namun
sebaliknya, paham atau ajaran itu akan lenyap manakala para penganutnya
tidak konsisten terhadap keyakinannya.
Mengingat peran para penganut
suatu paham atau keyakinan itu sangat dominan dalam mempertahankan
eksistensi paham itu, maka para penganut itu harus konsisten dari
generasi ke generasi. Faktor regenerasi harus diperhatikan, bahkan harus
di prioritaskan. Demikian juga dengan perjuangan Wahidiyah dalam
memepertahankan dan mengembangkan perjuangan ini.
Secara evolusi, semua manusia
atau makhluk hidup mengalaminya dari bayi terus menjadi balita, kemudian
menjadi kanak-kanak, selanjutnya menjadi remaja, lalu menjadi pemuda,
seterusnya tua, yang akhirnya tutup usia.
Beliau Muallif Rodliyallohu ‘anhu, telah memberikan konsep regenerasi ini. Permasalahannya “Bagaimana Generasi Muda Wahidiyah Dapat Membawa Wahidiyah Jaya Sampai Akhir Masa”.
Perlu diketahui bahwa remaja
(anak muda) memiliki daya yang bila dikembangkan secara baik dan
terarah, Insya Alloh para remaja (anak-anak muda) bisa membawa kemajuan
yang bermanfaat bagi umat. Menurut Dr. H. Syamsu Yusuf L N, M.Pd dalam
bukunya “PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA”, menyebutkan bahwa
ciri-ciri remaja antara lain:
- Remaja bersifat ideal (hal.187)
- Remaja mampu mensublimasi (memoles jadi indah) insting melalui
saluran-saluran yang secara sosial dapat diterima, contoh insting
agresif dapat disalurkan kedalam kegiatan kreatif (hal.191)
- Secara mental telah dapat berfikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak (hal.195)
- Remaja dapat memikirkan masa depan, membuat perencanaan dan
mengeksplorasi (penyelidikan) berbagai kemungkinan untuk mencapainya (
hal. 195)
- Berfikirnya semakin luas, bisa meliputi aspek agama, keadilan, moralitas, dan identitas ( hal. 196 ).
- Dia ( remaja ) memiliki penyesuaian sosial yang tepat. Hal ini dapat
diartikan sebagai “Kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap
rialita sosial, situasi, dan relasi. ( hal. 198 )
- Dan lain – lain kekhususan remaja.
Dengan mencermati cirri-ciri atau
potensi – potensi yang ada pada remaja/ pemuda/ mahasiswa, maka sudah
seharusnya remaja/ mahasiswa/ pemuda Wahidiyah memikirkan perjuangan
Wahidiyah di masa depan.
Kita sering dengar kata – kata orang bijak tentang remaja/ pemuda/ mahasiswa sebagai berikut : “Student today leader tomorrow”
سبّان اليوم رجال الغدّ ان فى يديّ سبّان امرالامّة
Kata–kata dari orang – orang bijak tersebut menggambarkan, betapa besar peran generasi muda di masa mendatang.
Sehubungan dengan itu, ada berapa
hal yang harus dipersiapkan oleh GENERASI MUDA WAHIDIYAH untuk
menyongsong perjuangan Wahidiyah dimasa depan, antara lain:
- Mantapkan keyakinan untuk ndherek berjuang di belakang Hadrotus Syekh Romo Kyai Haji Abdul Madjid Ma’ruf Rodliyallohu ‘anhu.
- Usahakan bathiniyah kita untuk selalu mohon pancaran nadroh kepada Beliau Muallif Rodliyallohu ‘anhu.
- Laksanakan bimbingan – bimbingan Muallif Rodliyallohu ‘anhu seoptimal mungkin
- Manfaatkan dan kembangan potensi – potensi remaja untuk menggali dan
mengembangkan inspirasi dari bimbingan–bimbingan Beliau Muallif Rodliyallohu ‘anhu
dengan suatu konsep guna menjawab berbagai permasalahan yang ada dalam
masyarakat (dari permasalahan lokal sampai internasional)
- Wujudkan harapan Beliau Muallif Rodliyallohu ‘anhu bahwa Wahidiyah mencetak WALI YANG INTELEK DAN INTELEK YANG BERJIWA WALI.
- Jalin dengan erat komunikasi dengan para sesepuh atau senior Wahidiyah.
- Jalin dengan erat komunikasi antar generasi muda Wahidiyah di seluruh daerah.
- Belajar dan berjuang jadikan tekad dalam hidup.
- Dan masih banyak lagi.
- Wahidiyah Bisa Hancur Karena Generasi Muda
Didepan sudah diterangkan bahwa
suatu faham itu akan lenyap atau hancur manakala generasi muda atau
penerusnya tidak konsisten terhadap paham yang dianutnya.
Perjuangan Wahidiyah juga demikian,
artinya jika para remaja atau mahasiswa atau pemuda Wahidiyah tidak
konsiten terhadap perjuangan Wahidiyah, kemungkinan besar Wahidiyah akan
lenyap.
Ciri-ciri remaja atau mahasiswa atau pemuda Wahidiyah yang tidak konsisten terhadap perjuangan Wahidiyah antara lain:
- Malas diajak mujahadah
- Tidak ada kepedulian terhadap perjuangan Wahidiyah
- Hanya mementingkan diri sendiri
- Tidak ada kemauan untuk meningkatkan kemampuan Dzauqiyah dan mungkin masih ada faktor-faktor lain.
Jika ciri-ciri atau hal-hal semacam itu berjangkit pada remaja atau mahasiswa Wahidiyah, maka tunggu saatnya akan cepat datang
بدئ الواحدية غريب وسيعود غريب
Wahidiyah akan jadi asing sebagaimana
permulaan datang, kalau permulaan datangnya Wahidiyah hanya ulama’ yang
kontra, yang menghalang-halangi bahkan ada yang mengharamkan, maka
kondisi Wahidiyah akan seperti itu lagi. JIKA GENERASI MUDA WAHIDIYAH
MELAKUKAN HAL SEPERTI DIATAS.
Pemuda seperti ini termasuk kategori yang ditegaskan Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam
ليس منا من لم يهتم بامر المسلمين
Bukan termasuk golonganku, orang yang tidak mau memikirkan permasalahn umat Islam.
- Kesimpulan – Penutup
KESIMPULAN: Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Sholawat Wahidiyah dan Ajaran-ajaran Wahidiyah serta bimbingan-bimbingan Beliau Muallif Rodliyallohu ‘anhu
adalah suatu paham yang kita yakini dapat menjadikan para pengamalnya
merasakan adanya perubahan baik pada dirinya, baik menyangkut kebutuhan
bathiniyah atau lahiriyah.
- Bimbingan-bimbingan Muallif Rodliyallohu ‘anhu menjadi sumber inspirasi yang bisa digali dan dikembangkan untuk kemaslahatan umat masyarakat.
- Remaja atau mahasiswa atau pemuda Wahidiyah, mempunyai
potensi-potensi bagus atau positif yang bisa dikembangkan untuk kejayaan
perjuangan Wahidiyah.
- Remaja atau mahasiswa atau pemuda Wahidiyah yang tidak mau
mengembangkan dirinya, tidak ada kepedulian terhadap perjuangan
Wahidiyah, akibat buruk tidak saja mengenai dirinya, tetapi juga
mengenai orang lain, termasuk berdampak kepada eksistensi Wahidiyah.
PENUTUP
Penentuan Judul makalah ini “Jaya Atau
Hancurnya Wahidiyah, Ditangan Generasi Mudanya” dengan maksud agar
generasi muda Wahidiyah menyadari bahwa pada saatnya para orang tua atau
pejuang-pejuang yang telah tua ini akan diganti oleh mereka. Generasi
muda harus tahu dan sadar, bahwa perjuangan Wahidiyah ini harus
diteruskan oleh mereka. Kesadaran yang dimiliki oleh generasi muda
Wahidiyah itu harus terus-menerus dikembangkan kearah yang lebih baik,
sehingga tumbuh kader-kader yang tangguh, kader-kader intelek yang
berjiwa wali, dan kader-kader wali yang intelek. Inilah dambaan Beliau
Muallif Rodliyallohu ‘anhu terhadap para generasi Wahidiyah. Dengan terwujudnya ini, Insya Alloh akan terwujud
عزالواحدية والواحديين
Semoga terlaksana Alloohumma Amiin.
0 Response to "SEMANGAT JUANG KAMI REMAJA NGANJUK"
Posting Komentar